Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis investasi yang satu ini, yaitu deposito. Deposito merupakan salah satu jenis investasi yang banyak diminati oleh masyarakat karena dianggap minim resiko. Deposito sendiri merupakan produk perbankan yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dari tabungan, namun memiliki tenor atau jangka waktu tertentu.
Jenis deposito minim resiko yang perlu kamu tahu
Namun, tahukah kamu bahwa tidak semua jenis deposito memiliki resiko yang sama? Berikut adalah 3 jenis deposito yang dikenal minim resiko:
Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah salah satu jenis deposito yang banyak ditawarkan oleh bank-bank di Indonesia. Deposito ini memiliki jangka waktu yang bervariasi, mulai dari 1 bulan hingga 5 tahun, dan biasanya memberikan suku bunga yang lebih tinggi daripada suku bunga tabungan biasa. Setelah jangka waktu deposito berakhir, dana investasi dan bunga akan dikembalikan kepada nasabah.
Salah satu alasan mengapa deposito berjangka dikenal minim resiko adalah karena dana yang diinvestasikan akan dipertahankan oleh bank hingga jangka waktu yang ditentukan. Hal ini berbeda dengan investasi saham, di mana nilai saham bisa naik dan turun sewaktu-waktu dan tidak ada jaminan bahwa nilai investasi akan kembali seperti semula.
Selain itu, suku bunga pada deposito berjangka juga tetap atau tidak berubah selama jangka waktu yang telah ditentukan. Hal ini memberikan kepastian kepada nasabah mengenai besarnya bunga yang akan diterima di masa depan, sehingga memudahkan nasabah untuk melakukan perencanaan keuangan.
Deposito Syariah
Deposito Syariah adalah salah satu jenis produk investasi yang mengikuti prinsip-prinsip syariah, yaitu sesuai dengan ajaran Islam. Produk ini menawarkan suku bunga tetap serta jaminan dana yang terjamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Dalam Deposito Syariah, uang yang ditanamkan akan digunakan untuk membiayai kegiatan yang halal dan diperbolehkan menurut prinsip syariah. Oleh karena itu, Deposito Syariah dapat dianggap sebagai alternatif yang lebih aman bagi para investor yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
Salah satu hal yang membedakan Deposito Syariah dengan deposito konvensional adalah dalam hal pembagian keuntungan atau bunga. Dalam Deposito Syariah, keuntungan yang diperoleh didasarkan pada bagi hasil atau profit sharing, sedangkan dalam deposito konvensional keuntungan didasarkan pada bunga tetap yang telah ditentukan.
Dalam Deposito Syariah, bank bertindak sebagai pengelola investasi yang mewakili nasabah. Hal ini berarti bahwa bank bertanggung jawab atas penempatan dana pada investasi yang halal dan aman, serta mengelola keuntungan dan risiko yang dihasilkan dari investasi tersebut.
Namun, meskipun Deposito Syariah dianggap sebagai produk investasi yang minim risiko, tetap saja ada risiko yang perlu diperhatikan oleh investor. Risiko yang dapat terjadi pada Deposito Syariah antara lain adalah risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko pasar. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk memperhatikan dengan baik kebijakan investasi dan peraturan yang berlaku sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam Deposito Syariah.
Dalam Deposito Syariah, investor juga harus memperhatikan aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan prinsip syariah. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam Deposito Syariah antara lain adalah larangan investasi pada kegiatan yang dilarang menurut prinsip syariah, seperti perjudian, riba, dan kegiatan yang merugikan orang lain.
Deposito Valas
Deposito Valas adalah jenis deposito yang menggunakan mata uang asing sebagai objek investasi. Deposito ini menawarkan suku bunga yang cukup menguntungkan dan tergolong minim resiko karena memiliki jangka waktu yang cukup panjang dan nilai tukar mata uang yang stabil.
Keuntungan utama dari Deposito Valas adalah peluang untuk memperoleh keuntungan dari selisih nilai tukar mata uang. Jika nilai tukar mata uang asing naik terhadap mata uang lokal, maka investasi Deposito Valas bisa memberikan keuntungan yang cukup besar. Namun, sebaliknya jika nilai tukar mata uang asing turun, maka investasi Deposito Valas bisa mengalami kerugian.
Namun, resiko yang terkait dengan fluktuasi nilai tukar ini dapat dikurangi dengan memilih jangka waktu yang tepat. Biasanya, Deposito Valas memiliki jangka waktu yang cukup panjang, mulai dari 6 bulan hingga 5 tahun. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko fluktuasi nilai tukar yang terjadi dalam jangka waktu pendek.
Selain itu, Deposito Valas juga menawarkan fleksibilitas dalam memilih mata uang asing yang ingin diinvestasikan. Beberapa mata uang asing yang umum digunakan dalam Deposito Valas antara lain dolar Amerika Serikat, euro, yen Jepang, dan pound sterling Inggris. Dalam hal ini, kamu dapat memilih mata uang asing yang dianggap stabil dan menguntungkan untuk diinvestasikan.
Namun, perlu diingat bahwa investasi Deposito Valas tidak selalu menguntungkan, terutama jika tidak memperhitungkan fluktuasi nilai tukar mata uang. Selain itu, Deposito Valas juga memiliki biaya administrasi dan biaya konversi mata uang yang dapat mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh.
Itulah 3 jenis deposito yang dikenal minim resiko. Meskipun minim resiko, kamu tetap harus mempertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk berinvestasi di produk deposito. Pastikan kamu sudah memahami segala aturan dan kebijakan yang berlaku sebelum berinvestasi.