4 Modus Rekayasa Sosial yang Lagi Marak: Waspadalah!

Belakangan ini rekayasa sosial sepertinya menjadi semakin mengkhawatirkan. Sering disebut dengan Soceng atau Social Engineering, masalah yang satu ini kerap membuat masyarakat takut. Ada 4 modus rekayasa sosial yang sedang marak dan ini harus Anda ketahui agar tidak menjadi korban. Apa saja modusnya? Yuk, simak dulu ulasannya di bawah ini. 

Pengertian dari Rekayasa Sosial

Sebelum kita membahas akan modus dari rekayasa sosial. Maka lebih baik Anda paham terlebih dahulu akan rekayasa sosial ini. Kenapa menjadi salah satu fenomena  yang terbilang sangat mengkhawatirkan dan masyarakat pun harus waspada. 

Rekayasa sosial atau social engineering, dimana Soceng adalah kata populer dari fenomena ini. Soceng adalah manipulasi psikologis yang sengaja dilakukan oleh seseorang ketika beraksi atau dalam menguak informasi dari target. Dimana target yang paling banyak diincar adalah dari kelemahan dalam sistem jaringan komputer, dalam hal ini adalah manusia. 

Bisa dikatakan seorang manusia sendiri sangatlah rentan akan apapun, mulai dari kepercayaan, rasa stress serta keserakahan. Sehingga hal inilah yang menjadi incaran bagi penjahat untuk melakukan aksi demi mendapatkan keuntungan. Sehingga bisa dikatakan bahwa rekayasa sosial adalah perbuatan jahat yang memang sudah direncanakan dengan memanfaatkan emosi dari seorang manusia. 

Dari penjelasan di atas, mungkin sebagian dari Anda pun pernah mengalami Soceng ini. Karena memang bisa dipastikan bahwa sekarang ini modus Soceng lebih mudah mengenai sasaran daripada yang modus penipuan lainnya. 

4 Modus Rekayasa Sosial yang Harus Diwaspadai  

Nah, dengan mengetahui apa itu rekayasa sosial, maka Anda pun sudah mendapatkan gambaran modus apa saja yang biasanya dilakukan oleh pelaku soceng ini. Berikut ini adalah 4 modus yang biasanya digunakan dan Anda harus berhati-hati: 

Mengabari anggota keluarga kecelakaan 

Siapa yang tidak panik bila ada salah satu anggota keluarga mengalami kecelakaan. Dimana ini adalah salah satu modus yang telah banyak memakan korban. Pelaku nantinya akan menelepon ke telepon rumah atau ponsel. Dimana ia akan mengabari bahwa salah satu keluarga dari korban ada yang mengalami kecelakaan. 

Pelaku pun nantinya akan membuat suara yang terkesan panik. Dengan mengabari bahwa anggota keluarga sedang tidak sadar atau sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Pelaku sengaja memanfaatkan kepanikan dari korban dan meminta uang untuk ditransferkan terlebih dahulu. Dari sinilah penipuan telah berlangsung dan membuat korban transfer ke orang yang salah. 

Mendapatkan hadiah dari instansi 

Modus soceng yang selanjutnya adalah dengan memberi kabar bahwa Anda mendapatkan hadiah dari sebuah instansi. Untuk yang satu ini juga modus yang sangat umum. Biasanya pemberitahuan pun akan dikirimkan melalui SMS. Tapi, ternyata tidak jarang ada yang langsung menelepon. 

Dalam SMS biasanya akan tercantum bahwa Anda memenangkan sejumlah uang entah itu dari bank atau marketplace. Dalam SMS pun juga akan ada website yang dicantumkan. Dimana jelas semuanya sudah direkayasa. Untuk cara yang satu ini sempat menghebohkan dan banyak yang menjadi korban. Namun, sekarang masyarakat sudah tahu bahwa SMS berisi hadiah bukan dari nomor official adalah bohong. 

Tapi, sekarang ada yang lebih mengkhawatirkan adalah pelaku berani menelepon. Dimana mereka akan mengaku dari sebuah bank. Kemudian akan memberitahu bahwa korban menang dan kemudian minta data pribadi termasuk PIN internet banking. 

Meminta sumbangan 

Rekayasa sosial yang selanjutnya adalah banyaknya akun-akun media sosial palsu yang dengan terbuka meminta sumbangan. Biasanya akun-akun ini akan menjual cerita sedih dari keadaan seseorang yang belum tentu mereka temui. Nantinya akan ada orang yang percaya dan kemudian transfer untuk berdonasi. Padahal yang dilakukan akun tersebut jelas tidak seperti yang diceritakan. 

Berpura-pura menjadi orang kaya 

Nah, untuk modus yang satu ini sendiri pun juga kerap terjadi sekarang. Orang–orang yang main media sosial, sudah pasti akan bertemu dengan akun lain yang tidak tahu apakah itu asli atau palsu. Pelaku sendiri akan menunjukan bahwa dirinya adalah orang kaya dan akan mendekati target. 

Dengan iming-iming akan diberikan ini itu, pelaku mulai melakukan aksinya. Misalnya adalah berbohong kalau tidak ada cash, internet banking error dan sebagainya. Dimana ia secara perlahan akan meminta uang baik itu dalam jumlah sedikit atau banyak. Tentu saja ini juga diimbangi dengan komunikasi yang lancar dan lain sebagainya. Secara tidak sadar pun korban akan kehilangan harta dalam jumlah yang sangat banyak. 

Demikianlah penjelasan akan rekayasa sosial yang memang patut untuk Anda waspadai. Bahkan semakin hari, modus yang digunakan pun semakin beragam. Hal paling tepat untuk mencegahnya adalah jangan sampai Anda termakan apapun yang dibicarakan oleh orang yang baru ditemui. Terutama di media sosial yang memang rentan sekali akan penipuan.