Perusahaan yang baik tentu menyadari bahwa karyawan termasuk aset penting. Sayangnya masih banyak perusahaan di luar sana tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya sehingga kehilangan SDM yang dibutuhkan. Dalam prakteknya memang kesejahteraan tidak mudah diwujudkan, terutama hal keuangan. Sebagian perusahaan hanya fokus pada kondisi mental dan fisik saja padahal kesejahteraan keuangan tidak dapat diabaikan.
Penyebab Karyawan Resign Mesin Menyukai Pekerjaannya
Masalah kesejahteraan memang menjadi alasan sebagian karyawan memilih resign. Selain itu ada beberapa alasan lain yang harus diketahui HRD untuk mencegah terjadinya turnover karyawan yang tinggi.
1. Kurang Diapresiasi
Apresiasi perusahaan terhadap karyawannya tidak melulu tentang tunjangan dan pujian saja. Namun juga berkaitan dengan sikap dan perkembangan perusahaan dalam menghargai. Peluang resign akan semakin tinggi bila sang karyawan sudah tidak merasa nyaman bekerja di tempat saat ini.
2. Waktu Kerja Berlebihan
Karyawan resign mendadak bisa karena waktu kerja yang tidak sesuai kontrak. Mereka merasa keberatan karena perusahaan menambah waktu kerja secara sepihak. Walau beberapa karyawan setuju asal ada tambahan uang lembur, namun ada dampak bekerja secara berlebihan yaitu kelelahan dan stres. Hal inilah yang membuat banyak karyawan ingin mengundurkan diri. Sudah seharusnya pihak pemberi kerja maupun yang menerima pekerjaan mengikuti kesepakatan bersama, misal 8 jam sehari.
3. Karir Stuck
Bekerja di perusahaan yang tidak ada pengembangan karir membuat sebagian karyawan memilih resign. Terutama bagi orang-orang dengan ambisius tinggi, tentu merasa tujuannya tidak akan tercapai kalau tetap bertahan. Agar ilmu semakin bertambah karyawan tersebut pasti mencari tempat kerja baru yang jelas membuka peluang karir.
4. Tidak Nyaman dengan Suasana Kerja
Kebiasaan masyarakat kita bertahan di pekerjaan saat ini adalah merasa nyaman di lingkungan perusahaannya. Namun mereka akan resign saat berada di situasi berkebalikan. Untuk mencegah hal ini pihak perusahaan harus memperhatikan suasana kerja dengan baik. Bisa menyangkut tunjangan atau pendelegasian tugas yang sesuai kemampuan. Jika sudah memberikan kenyamanan maksimal mana mungkin karyawan ingin resign.
5. Ketidaksesuaian Terhadap Culture Perusahaan
Setiap perusahaan pasti punya budaya tertentu tanpa disadari. Kebiasaan ini terbentuk secara otomatis dan berkembang dari waktu ke waktu. Misal budaya kreatif dan fleksibel yang membuat karyawan merasa nyaman selama bekerja di dalamnya. Perusahaan memang harus bisa mendukung hal-hal yang memberikan keuntungan terhadap karyawan maupun sebaliknya.
6. Visi Perusahaan Tidak Jelas dari Awal
Visi atau tujuan yang ingin diwujudkan oleh perusahaan ternyata mempunyai andil cukup besar bagi seorang karyawan perfeksionis. Mereka menganggap visi tersebut akan membantu kehidupan karirnya di masa mendatang. Sehingga perusahaan yang ingin menjaga SDM berkualitas harus menciptakan visi jelas sedari awal menjalankan bisnis. Kalau tidak merasakannya, karyawan tersebut berpotensi keluar dari pekerjaan saat ini.
7. Perusahaan Tidak Mendukung Infrastruktur Karyawan
Selain beberapa alasan tadi, penyebab lain kenapa karyawan tidak mau lagi bekerja di perusahaan adalah dukungan infrastrukturnya tidak ada. Kecuali mereka bekerja di perusahaan profesional maka pasti masalah seperti ini pasti akan diperhatikan. Menurut data yang dikumpulkan oleh Jive Communications, banyak karyawan yang memakai alasan ketiadaan dukungan infrastruktur untuk resign berada di persentase 70%.
8. Tanggung Jawab Pekerjaan Tidak Sesuai Kesepakatan
Salah satu masalah yang paling sering dikeluhkan hampir setiap karyawan yaitu ketidaksesuaian job desc. Berbeda dari kesepakatan awal kontrak, tugas yang harus dipenuhi terhadap perusahaan malah di luar kemampuan. Biasanya terjadi pada fresh graduate yang baru masuk ke dunia kerja.
9. Faktor Kebutuhan Keluarga
Orang-orang yang sudah menikah biasanya menggunakan alasan ini untuk berhenti bekerja. Kebanyakan kaum wanita yang ingin fokus mengurus rumah tangga atau karena mengasuh anak. Kalau sudah masalah pribadi karyawan itu sendiri tentu pihak perusahaan tidak dapat mengatasinya.
10. Melanjutkan Pendidikan
Ada juga karyawan resign karena ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Mungkin saja sudah direncanakan sejak lama dan baru akan melakukannya saat ini. Karyawan seperti ini merasa keterampilan dan kemampuan yang dimiliki masih belum cukup. Sehingga harus belajar lebih banyak hal dengan mengorbankan pekerjaannya. Mengatur waktu belajar dan kerja tentu bukan masalah gampang sehingga memilih fokus pada salah satunya.
11. Masalah Gaji atau Pembayaran
Menurut data Pew Research, alasan utama karyawan mengundurkan diri adalah upah yang terlalu rendah. Baik itu gaji pokok, bonus, maupun tunjangan menjadi pertimbangan memilih bertahan di perusahaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap karyawan pasti membandingkan gaji ketika melamar kerja. Mereka akan lebih menyukai perusahaan yang memberikan gaji kompetitif sesuai beban kerja yang diberikan. Sementara bonus dan tunjangan adalah motivasi untuk lebih semangat bekerja.
12. Manajemen Perusahaan Sangat Buruk
Alasan selanjutnya untuk karyawan resign ternyata berkaitan dengan manajemen perusahaan itu sendiri. Apakah dikelola baik atau sangat buruk sehingga memberikan dampak tidak menyenangkan. Manajemen perusahaan dapat menyangkut penerapan rencana, pengorganisasian, kepemimpinan, dan controlling yang bisa dirasa dalam budaya perusahaan.
Demikian penjelasan kenapa banyak karyawan memilih resign. Semoga bermanfaat.