Apa sih Perbedaan Saham dan Obligasi?

Ada beberapa instrumen investasi yang bisa Anda pilih dan sesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dalam tahap ini Anda bisa mencoba untuk investasi pada saham atau obligasi, karena semua kebutuhan yang ada tersebut memberikan keuntungan dan menarik untuk menjadi sumber penghasilan tahunan yang diharapkan. 

Kedua jenis instrumen investasi saham dan obligasi sendiri termasuk yang paling banyak dicari dan dipilih oleh masyarakat. Karena keduanya memberikan beberapa keuntungan, sehingga banyak orang yang tertarik dan melirik investasi pada saham dan obligasi. Namun, mana yang lebih baik dari antara saham dan obligasi? Melalui artikel ini kami akan membahasnya. 

Perbedaan Investasi Saham dan Obligasi

1. Perbedaan Fungsi 

Apabila melihat dari keuntungannya, keduanya memberikan dan menawarkan nilai yang menggiurkan. Namun, jika melihat perbedaannya kedua instrumen investasi ini memiliki perbedaan pada fungsinya. Karena kebutuhan dan prosesnya pun akan sangat berbeda dari kedua instrumen yang ada tersebut. 

Saham disini Anda membeli aset sebuah perusahaan, sehingga suratnya sebagai tanda bukti untuk memiliki aset pada perusahaan yang ada tersebut. Sedangkan, obligasi statusnya sebagai surat utang yang membuka modal secara publik, sehingga setiap orang yang memberikan nilai investasi akan mendapatkan bukti piutang. 

Dengan demikian, surat yang ada pada obligasi bukan menjadi bagian sah dari pemilik sebuah perusahaan, namun hanya sebatas surat saja. 

2. Harga Jual Beli 

Selanjutnya yang membedakan antara saham dengan obligasi terlihat dari kondisi atau proses penjualan dan pembeliannya. Saham sendiri jika suatu kondisi atau keadaan negara tidak dalam kondusif, maka harganya akan berpengaruh dan mengalami penurunan. Hal ini bisa mencakup dari kondisi inflasi, kestabilan politik-ekonomi, dan sebagainya. 

Beberapa permasalahan diatas akan mengganggu pergerakan saham dan membuat harganya bisa langsung turun sangat drastis dan mempunyai pola naik-turun yang sangat besar. Hal ini berbeda dengan investasi pada obligasi, karena harga dari jual belinya sendiri relatif tetap atau stabil, sehingga tingkat resiko yang dihadapi terbilang kecil dan tidak terlalu besar. 

Oleh karena itu, apabila Anda menginginkan bentuk investasi yang tidak terlalu besar resikonya, mungkin obligasi bisa menjadi pilihan menarik untuk dicoba. 

3. Masa Berlaku Investasi 

Apabila Anda menginginkan bentuk investasi yang tidak terbatas, mungkin bisa mencoba saham. Karena tidak ada masa berlakunya, sehingga tergantung dari pergerakan dan perkembangan perusahaan yang Anda pilih. Apabila perusahaan mengalami kenaikan terus menerus setiap tahunnya, maka umurnya akan lebih panjang dan tidak terprediksi. 

Sedangkan, jika melakukan investasi pada obligasi ada waktu tertentu yang diberikan. Karena semuanya berdasarkan pada surat perjanjian dan dijelaskan secara menyeluruh mengenai tanggal jatuh temponya. Sehingga bagian inilah yang membuat kebutuhan dalam obligasi sangat terbatas dibandingkan dengan investasi pada saham. 

4. Pembagian Keuntungan 

Pemegang saham akan mendapatkan dividen atau persentase keuntungan yang akan didapatkan dari jumlah saham yang Anda miliki yang disesuaikan pada pendapatan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Dalam tahap ini, jumlah dividen yang ada pun tidak menentu dan disesuaikan dengan keuntungan atau laba perusahaan tersebut. 

Sementara itu, obligasi untuk keuntungannya sendiri berdasarkan pada bunga dan pokok pinjaman yang wajib untuk dilunasi, sehingga tidak memperhatikan mengenai keuntungan dan kerugian yang terjadi pada perusahaan perusahaan penerbit. Semuanya telah dilakukan perhitungan pada awal perjanjian, sehingga prosesnya sangat berbeda dengan saham. 

5. Pembayaran Pajak 

Untuk perhitungan pajak yang diberikan kepada pemegang saham adalah mendapatkan pemotongan secara otomatis dari investor yang mendapatkan dividen. Proses perhitungannya sendiri berdasarkan pada pendapatan yang dimiliki dari jumlah saham atau keuntungan perusahaan tersebut, karena hitungannya masuk dalam pajak penghasilan. 

Lalu, obligasi mengenai pembayaran pajaknya telah ditanggung oleh biaya perusahaan. Dalam artian, seseorang yang menanamkan modalnya untuk kebutuhan obligasi sendiri tidak wajib membayar pajak, karena sudah ditanggung oleh pihak perusahaan penyedia obligasi yang ada tersebut. 

6. Hak Campur Terhadap Perusahaan 

Apabila Anda memegang saham dalam perusahaan, maka memiliki hak untuk bersuara. Dalam tahap ini Anda bisa menentukan kebijakan dalam perusahaan yang dilakukan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Karena pemegang saham merupakan bagian dari perusahaan, sehingga harus memperhatikan performa yang ada. 

Jika Anda memilih obligasi, maka tidak mempunyai hak apapun itu terhadap penerbitan surat utang yang ada. Sehingga kondisi yang ada Anda tidak berhak ikut campur terhadap kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan.

7. Besaran Keuntungan 

Saham berdasarkan pada laba atau dividen perusahaan, sedangkan apabila Anda mencoba obligasi, keuntungan yang diberikan didasarkan pada surat perjanjian yang telah disepakati pada awal menanamkan modal. 

 

Nah, itulah beberapa perbedaan yang besar antara saham dan obligasi. Instrumen investasi yang ada tersebut membuat Anda akan jauh lebih memahaminya. Dengan demikian, dapat menentukan instrumen investasi yang tetap sesuai kebutuhan nantinya.