Bagaimana Cara Negara Menghitung Defisit APBN

APBN atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah hal yang sangat penting untuk bisa menggerakan perekonomian negara. Tanpa adanya rancangan APBN sudah pasti keuangan negara tidak akan dalam keadaan baik. Bahkan dari APBN ini bisa diketahui berapa kebutuhan negara untuk menjalankan pemerintahan dan juga berapa pendapatan yang sekiranya sudah diperoleh. 

Tapi, ternyata APBN yang telah dibuat ada satu yang wajib ada, yaitu Defisit. Kata tersebut mempunyai arti kas keuangan yang kurang dari total belanja. Bagi Anda yang mengira bahwa APBN selalu ada defisit karena kurang dana sebenarnya tidaklah tepat. Pada dasarnya defisit ini sendiri dimasukkan untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi negara. 

Tidak hanya itu saja, adanya defisit ini sendiri akan mendorong kinerja yang lebih nyata dan terlihat jelas. Sehingga ada kesinambungan antara belanja dan pendapatan negara. Maka daripada itu pemerintah pun melakukan kumulatif untuk defisit ini agar terjadi keseimbangan dalam pengeluaran dan pemasukan negara. Lalu, bagaimana cara menghitungnya? Untuk tahu cara menghitung defisit di APBN, simak ulasannya berikut ini. 

Jumlah Defisit yang Tepat 

Untuk defisit sendiri biasanya akan dibiayai dari hasil utang. Hal ini karena ada utang yang ditarik, maka terjadi akumulasi dalam jumlah utang. Selain dari defisit tahunan, untuk akumulasi utang ini pun harus dikendalikan. Sehingga secara garis besar ada dua hal yang memang harus dikendalikan, yaitu defisit anggaran serta jumlah total dari utang untuk bisa menutup defisit. 

Untuk angka defisit yang tepat sendiri disesuaikan dengan UU No. 17 Tahun 2003 yang membahas Keuangan Negara, dimana defisit APBN dibatasi dengan maksimal 3% dan dihitung dari PDB atau produk domestik bruto. Sedangkan maksimal jumlah pinjaman pemerintah pusat adalah 60% dari PDB. 

Jadi dari penjelasan di atas sudah jelas, bahwa cara untuk menghitung defisit APBN adalah dengan menentukan PDB terlebih dahulu dan diambil 3%. Sedangkan untuk rasio utang pun harus dihitung PDB dan kemudian maksimal diambil 60%. Tentu saja, semakin kecil angkanya, akan semakin bagus. 

Penentuan jumlah defisit ini sendiri pun harus melibatkan banyak orang. Maka, tidak heran jika setiap tahun pembahasan APBN terbilang sangat rumit. Karena ini berkaitan dengan kebutuhan negara sehingga nantinya kebutuhan masyarakat pun bisa terpenuhi dengan baik. Negara pun bisa berkembang dengan lebih jauh lagi. 

Tujuan dari Menghitung Defisit APBN 

Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa pada dasarnya ada tujuan kenapa harus ada defisit APBN. Bila dilihat dari penjelasan sebelumnya, defisit APBN ini sendiri memiliki peranan penting untuk bisa menyeimbangkan ekonomi makro atau negara. Dari adanya defisit ini sendiri nantinya akan mendapatkan hasil mana saja yang harus didahulukan dan mana yang tidak. Namun, jelas ada tujuan lain yang sangat besar dari adanya defisit APBN ini, yaitu sebagai berikut: 

  • Menciptakan batasan 

Tujuan pertama adanya defisit APBN ini adalah untuk menciptakan batasan atau burden terhadap anggaran belanja negara. Dimana pemerintah pun dipaksa untuk tidak melebihi batas yang sudah ditentukan. Sehingga APBN ini sendiri nantinya dapat digunakan sesuai dengan semestinya. 

  • Perencanaan pembangunan 

Dengan adanya defisit dalam APBN, maka negara bisa mendapatkan hasil perhitungan yang tepat untuk kebutuhan perencanaan pembangunan. Istilahnya adalah ketika Anda membangun rumah, namun tidak ada dananya, maka akan dicari dana lain untuk menutupi kebutuhan dana. Dimana ini berlaku juga dalam pembangunan negara. Jika ada dana yang kurang, maka akan dicari sumber dana lain sehingga proses pembangunan yang telah ditujukan bisa tetap berjalan. 

  • Penundaan pembayaran 

Dari adanya defisit dalam APBN pun bisa membantu pemerintah untuk mengambil keputusan penundaan pembayaran. Misalnya defisit sudah melebih batas, maka dilihat dari data pemerintah pun bisa melakukan penundaan pembayaran dalam anggaran belanja. Dengan begini keseimbangan ekonomi pun bisa berjalan dengan baik. Sehingga ekonomi negara pun tidak akan begitu goyah ketika membutuhkan dana lain yang sekiranya memang diperlukan. 

Dengan dilihat dari tujuannya, ternyata defisit dalam APBN bukanlah hal yang negatif dan tidak perlu Anda khawatirkan terlalu jauh. Perhitungan anggaran negara tidak sama dengan ekonomi mikro yang kita jalani sendiri. Hal ini sendiri adalah wajar, mengingat uang yang dimiliki negara juga tidak dalam jumlah sedikit dan harus dibagi secara merata sesuai fungsinya. 

Jadi, Anda yang sering melihat berita akan defisit APBN bukan berarti terpengaruh dari borosnya negara dalam memenuhi kebutuhan ekonomi makro. Tapi, memang dibuat agar belanja negara tidak melebihi batas yang sudah ditentukan. 

Anda tidak perlu lagi mengaitkan akan defisit APBN ini karena pandemi, hal ini sendiri bisa dipastikan tidak berhubungan satu sama lain. Pembuatan APBN sangatlah rumit dan membutuhkan perhitungan tepat. Ketika ada Defisit APBN, maka negara dapat mengelolanya dengan baik.