Cara Berinvestasi di Pasar Modal

Investasi merupakan salah satu topik pembicaraan yang sangat menarik untuk didengarkan, khususnya bagi generasi milenial. Misalnya pembahasan tentang pasar modal. Kegiatan investasi sejatinya adalah aktivitas penanaman modal. Selain untuk bisa melipatgandakan harta, tujuan investasi juga agar dapat mempertahankan kekayaan atau aset.

Pasar modal adalah instrumen investasi paling cocok untuk kalangan anak muda. Berinvestasi di pasar modal, seperti investasi reksadana, saham, surat utang atau obligasi.

Investasi saham merupakan yang paling popule. Dimana saham menjadi salah satu produk investasi yang ada di pasar modal. Jika membeli saham di emiten atau sebuah perusahaan, itu artinya Anda sudah ambil bagian atas kepemilikan perusahaan terkait. Anda berhak menerima hasil atau dividen, mempunyai klaim dari aset perusahaan tersebut, dan turut hadir di RUPS.

Berinvestasi saham bagi pemula bisa dikatakan susah-susah mudah. Susah untuk orang-orang yang tidak niat belajar berinvestasi saham, membuatnya kekurangan ilmu. Namun, akan terasa sangat mudah bila menguasai ilmunya, dengan begitu dapat membuat tujuan berinvestasi saham ini, entah itu untuk jangka pendek, atau jangka panjang bisa tercapai sesuai keinginan.

Tips memulai investasi di pasar modal

1.       Mengenali Saham Perusahaan Terkait

Anda yang baru pertama masuk ke dunia investasi, tentu ilmu yang dibawa masih sedikit. Bahkan, dasar dari ilmu investasi saham pun mungkin belum dikuasai sama sekali. Maka dari itu, sebelum mempelajari investasi saham, Anda perlu mengetahui saham dari perusahaan seperti apa yang nantinya akan Anda beli. Mencari tahu rekam jejaknya, kredibilitas dari pemilik perusahaan sampai kinerja mereka.

Ketika akan membeli saham untuk jangka panjang, Anda harus memastikan untuk memilih saham yang memiliki ciri, seperti:

  •         Sahamnya kebal krisis
  •         Mempunyai tingkat pengembalian untuk investasi yang tinggi
  •         Laba bersih mengalami pertumbuhan pesat
  •         Perusahaan langganan yang berbagai dividen
  •         Mempunyai kapitalisasi pasarnya yang besar yakni di atas 500 miliar
  •         Pergerakannya wajar
  •         Model usahanya yang jelas

2.       Manajemen keuangan yang bagus

Berikutnya yakni mempunyai tata kelola finansial yang rapi. Tidak hanya mempunyai uang yang cukup saja untuk berinvestasi, namun juga dapat mengalokasikan dana sesuai porsinya. Contohnya dari jumlah gaji yang didapat, Anda mengalokasikan sebesar 10 sampai 15% untuk berinvestasi. Porsi tersebut alangkah baiknya jangan diganggu gugat supaya hasil investasi Anda tetap maksimal.

Tentu sah-sah saja bila Anda mengalokasikan nilai yang jauh lebih tinggi untuk berinvestasi, namun jangan sampai malah mengganggu kebutuhan Anda yang lainnya.

3.       Mengamati Pergerakan Nilainya

Anda harus ingat, bahwa nilai saham tak selamanya menurun walau kondisi perekonomian sedang kritis. Sewaktu-waktu saham pun akan perlahan naik, dan semakin menguat dengan nilai yang jauh lebih besar.

Hal ini disebabkan oleh naiknya permintaan dari masyarakat atau investor terhadap salah satu saham ketika nilainya menurun, sehingga membuat nilainya kembali naik secara perlahan. Selain itu, sebelum membeli sebuah saham perusahaan, Anda harus rajin mengamati pergerakan nilainya. Berapa persentase dari kenaikan sampai penurunan nilai dalam kurun 3 hari terakhir.

4.       Membeli Saham Bertahap

Menurunnya nilai saham dapat mendatangkan keberkahan bagi investor. Meskipun mungkin sebagian para investor lain justru menganggap kondisi seperti itu merupakan bencana bagi mereka. Anda bisa membeli saham yang jumlah lot-nya lumayan banyak dan harganya murah meriah.

Sebaiknya untuk menghindari pembelian jumlah banyak secara langsung. Belilah saham secara perlahan. Karena tak menutup kemungkinan, nilai jual saham akan menurun lagi beberapa hari kemudian, sehingga Anda dapat lebih untung.

5.       Melakukan Diversifikasi Investasi

Untuk pembelian bertahap pun bisa memberi Anda peluang untuk bisa mengamati pergerakan nilai saham dari sektor lainnya. Jadi, Anda tidak menaruh semua dana ke dalam satu sektor saja.

Metode seperti inilah yang dinamakan diversifikasi investasi. Apabila sudah membeli sebuah saham untuk sektor properti, contohnya, Anda dapat menaruh sejumlah dana di sektor komoditas. Bertujuan akan dapat meminimalisir ancaman risiko yang dapat terjadi di kemudian hari. Apabila salah satu sektor mengalami penurunan, bisa saja sektor lain bisa menguat.

6.       Memahami Tempat Anda Berinvestasi

Tempat yang dimaksud yaitu instrumen investasinya. Anda tidak boleh asal-asalan dalam membeli saham dari sektor properti, Bila Anda saja tidak mengetahui seperti apa kinerja properti dan lain sebagainya. Sebaiknya pilihlah sektor dimana Anda memang memahami sepenuhnya supaya Anda dapat mengelolanya dengan tepat.

7.       Jangan Berinvestasi Karena Ikut-Ikutan

Bila tujuan berinvestasi saham hanya dipicu dari rasa gengsi dan ikut-ikutan, disarankan untuk jangan melakukannya. Apabila tujuan berinvestasi saham karena hal tersebut, tentu Anda hanya akan membuang-buang waktu, bahkan bisa rugi dari segi materi karena kurangnya pemahaman soal berinvestasi yang tepat itu seperti apa. Akan tetapi, sebetulnya apapun yang melandasi Anda untuk memulai investasi, sejatinya bila Anda ingin belajar dan memahami seluk beluk mengenai investasi saham. Hal ini sangat baik, dan tentu akan membukakan peluang Anda meraih sukses di dunia investasi saham.