Saham gorengan merupakan salah satu isu yang sering dibahas para investor dalam dunia investasi. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan saham gorengan? Kalau sering membaca informasi terkait investasi mungkin Anda tahu bahwa istilah tersebut sudah ada sejak lama, namun baru sekitar tahun 2019 lalu semakin populer tepatnya ketika kasus Jiwasraya terungkap ke publik.
Kehadirannya banyak dikhawatirkan oleh para investor, bahkan Presiden Joko Widodo juga sempat menegaskan supaya tidak ada lagi praktik goreng saham di pasar modal Indonesia. Menurut sumber informasi yang kami ambil dari CNBC Indonesia, saham gorengan merupakan saham perusahaan yang tiba-tiba mengalami kenaikan harga luar biasa akibat dari rekayasa pelaku pasar untuk tujuan tertentu. Hal ini umum terjadi pada saham lapis kedua dan ketiga yang mempunyai jumlah investor lebih sedikit dari saham lapis pertama.
Makanya nilai saham tersebut lebih mudah dikontrol oleh pemilih saham dominan perusahaan, atau yang bisa disebut dengan bandar. Cara kerjanya cukup sederhana, mereka akan menyebar kabar bohong terkait kinerja industri usahanya untuk menarik para investor lain. Alhasil harga saham akan semakin tinggi, setelah dapat bandar akan segera menjualnya.
Bagaimana cara mengetahuinya? Anda bisa meningkatkan kewaspadaan apabila mengetahui ciri-ciri saham gorengan berikut ini.
Mengalami Kenaikan Harga yang Cukup Signifikan
Anda patut curiga kalau tiba-tiba ada harga saham yang melambung tinggi. Sebenarnya harga saham yang naik merupakan hal yang wajar terjadi di pasar modal, misalnya di harga pembukaan 500 rupiah maka di penutupan mungkin 550 rupiah. Tapi kalau perhari jumlahnya bisa lebih dari 10%, apalagi sebelumnya dikenal sebagai saham berharga murah, maka berpotensi sedang digoreng oleh bandar. Makanya Anda perlu hati-hati sebelum membeli saham. Amati dulu pergerakan harganya dalam kurun waktu tertentu, apakah memiliki pola teratur sehingga layak dibeli atau tidak.
Bid dan Offer Tidak Wajar
Offer merupakan antrian jual saham di harga tinggi sedangkan bid merupakan antrian beli saham di harga rendah. Kalau di saham gorengan, Anda akan melihat posisi bid dan offer yang tipis, padahal transaksinya berlangsung dalam jumlah besar.
Kenaikan Harga Tidak Sejalan dengan Informasi Emiten dan Kinerja Keuangan
Ciri selanjutnya dari saham gorengan adalah ketidaksinkronan antara kenaikan harga saham dengan kinerja keuangan perusahaan. Kok bisa harga saham naik saat kinerja keuangan perusahaan turun lebih dari 50 persen? Anda perlu waspada dengan hal ini, karena yang sebenarnya ideal itu keduanya berjalan beriringan.
Masuk dalam UMA
BEI yang mengawasi pergerakan harga saham di pasar modal akan memuat daftar saham yang masuk ke daftar unusual market activity (UMA). Meskipun tidak semua saham yang masuk UMA sengaja digoreng, namun Anda bisa menjadikannya sebagai indikator atau bahan pertimbangan agar lebih berhati-hati terhadap saham-saham tersebut.
Tips Menghindari Saham Gorengan, Awas Terjebak
Dalam memilih saham yang sesuai profil risiko sekaligus mendatangkan cuan, para investor harus lebih jeli dalam menilai. Khususnya investor tingkat pemula, perlu berhati-hati agar tak terjebak saham gorengan. Umumnya saham itu kurang bagus dalam analisis fundamentalnya, namun ada banar yang sengaja manipulasi harga saham tersebut untuk memperoleh keuntungan.
Lalu, bagaimana cara menghindarinya? Menurut informasi yang kami rangkum dari berbagai sumber, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut.
Melakukan Analisis Secara Mendalam
Jangan pernah membeli saham tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Harga yang Anda lihat bisa jadi hanya jebakan dari market maker, kalau tidak ingin rugi Anda harus lebih cermat dalam memilihnya. Mulailah dengan melakukan analisis fundamental terhadap saham tersebut, kemudian analisis bagaimana kinerja keuangan atau nilai dari valuasi perusahaan tersebut.
Memperhatikan UMA
Adapun tugas dari Bursa Efek Indonesia adalah mengawasi pergerakan saham yang harganya tidak wajar. Biasanya dalam sehari harga saham tersebut bisa naik sampai 20-30 persen dan akan langsung terkenal ARA (Auto Reject Atas) dari BEI. Para investor perlu menaruh perhatian pada emiten yang masuk dalam radar UMA sebelum membeli saham tersebut. Karena kemungkinan besar ada oknum yang sedang menggorengnya sehingga menyebabkan pergerakan tidak wajar.
Memperhatikan Nilai dan Volume Transaksi Harian
Cermati catatan volume dan nilai transaksi harian saham dan lakukan analisis terhadap pergerakannya. Hindari saham yang tiba-tiba melonjak dalam beberapa hari padahal sudah tidur cukup lama. Investor dapat menunggu hingga volume transaksi harian membentuk pola yang teratur.
Membeli Saham Dalam Jumlah Secukupnya
Risiko yang terkandung dalam saham gorengan bisa lebih besar dari saham blue chip. Walaupun Anda tertarik, disarankan untuk tidak mengambil dalam jumlah besar. Guna mengurangi risiko, alokasikan porsi saham gorengan 105 paling besar dari portofolio bursa.
Itulah ciri-ciri saham gorengan yang perlu diketahui investor pemula serta tips menghindarinya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.