Mengenal Kebutuhan Sekunder

Selain kebutuhan primer dan tersier, kebutuhan sekunder merupakan salah satu bentuk kebutuhan manusia. Pada dasarnya,  terdapat banyak hal yang menjadi kebutuhan di dalam hidup seorang manusia. Kebutuhan tersebut nantinya akan digunakan sebagai  sarana agar dapat bertahan hidup.

Kebutuhan yang dimiliki tidak persis sama di antara orang-orang. Apa yang dibutuhkan anak-anak belum tentu  orang dewasa membutuhkannya juga. Kebutuhan pekerja kantoran akan berbeda dengan kebutuhan pemilik usaha, begitu pula dengan kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah yang besar, yang pada umumnya memiliki kebutuhan yang berbeda dengan  yang tinggal di desa dan pinggiran kota.

Menafsirkannya, manusia membutuhkan segalanya, besar atau kecil, agar bisa bertahan hidup dapat juga diartikan sebagai suatu bentuk kehausan manusia akan barang atau jasa yang dapat memberikan kepuasan fisik dan mental.

Kebutuhan muncul dari keberadaan proses internal manusia, tetapi pada faktanya tidak jarang mereka dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ini pada akhirnya akan menjadi kategori kebutuhan. Jenis kebutuhan ini sebenarnya bisa dikelompokkan menurut kesamaan fungsinya.

Ada tiga kelompok klasifikasi kebutuhan yang dikenal sebagai  kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Dari nama tersebut, kita dapat melihat bahwa kebutuhan sekunder merupakan  yang benar-benar mereka butuhkan setelah kebutuhan primer terpenuhi.

Namun faktanya, seiring berjalannya waktu, semakin sulit untuk membedakan hal yang merupakan kebutuhan primer dan juga hal apa yang merupakan kebutuhan sekunder maupun tersier. Hal ini dapat terjadi oleh adanya  gaya dan cara hidup mereka yang tepat waktu. Berikut merupakan penjelasan mengenai pengertian dan juga faktor apa saja yang akan mempengaruhi kebutuhan sekunder

Pengertian kebutuhan sekunder

Bahasa sekunder dihapus dari bahasa Latin “Secundus” dan artinya 2 detik. Singkatnya, setelah makna kebutuhan utama pertama kali bertemu, makna kebutuhan sekunder dapat dengan mudah disimpulkan jika Anda dapat melakukan kebutuhan untuk mendukung pemenuhan ini.

Bahkan, ada beberapa hal untuk kebutuhan sekunder. Jika tidak mengisinya, Anda akan menderita sesuatu yang tidak mengganggu aliran kehidupan kehidupan. Pada dasarnya, hidup dapat lebih dipertimbangkan jika kebutuhan sekunder dapat dengan sukses.

Karena kebutuhan sekunder pada dasarnya lebih merupakan kebutuhan psikologi. Biasanya yang dibutuhkan yaitu  kemandirian, pencapaian, juga kasih sayang.

Sebelumnya, kami mencoba untuk mencukupi kebutuhan sekunder ketika mereka sepenuhnya terpenuhi, tetapi sekarang sebagian besar karena dorongan untuk membeli dan mempunyai produk yang  kurang penting secara fungsional. Kebutuhan berikut dipenuhi oleh orang-orang.

Kebutuhan sekunder juga merupakan kebutuhan  subjektif. Setiap orang dapat berpikir dan memutuskan kebutuhan mereka. Di sini kita bisa menilai kebijaksanaan manusia. Bisakah Anda membedakan antara kebutuhan penting mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana  yang benar-benar hanya keinginan atau ambisi? Ini secara otomatis mempengaruhi situasi keuangan Anda.

Faktor permintaan sekunder 

Seperti yang telah disebutkan, terlepas dari kenyataan bahwa sifat kebutuhan bervariasi dari orang ke orang, terdapat beberapa faktor kebutuhan sekunder yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsi individu. Faktor permintaan sekunder meliputi:

  • Faktor lingkungan

Faktor permintaan sekunder  pertama berasal dari lingkungan. Banyak orang yang masih  belum menyadari hal ini akan berpengaruh. Orang yang tinggal pada daerah tertentu pasti akan mempunyai kebutuhan sekunder yang berbeda. Contohnya, orang yang memiliki pemukiman di dekat laut tentu tidak memiliki kebutuhan sekunder yang sama dengan mereka yang tinggal di pusat kota besar.

  • Faktor penuaan dan perkembangan teknologi

Perkembangan waktu dan teknologi merupakan faktor permintaan sekunder berikutnya. Di era yang semakin maju, teknologi telah berkembang pesat saling mempengaruhi. Contoh paling sederhana adalah memiliki dan menggunakan smartphone. Sebelum memasuki era ini, yaitu beberapa tahun yang lalu, smartphone belum dikenal sebagai alat komunikasi dan juga hiburan.

Oleh karena itu, smartphone  masih dapat masuk dalam barang kebutuhan tersier. Tapi saat ini kebanyakan orang mempunyai smartphone. Sebelumnya merupakan kebutuhan tersier, namun statusnya berubah kedalam kebutuhan sekunder. Tidak hanya itu. Banyak orang berpikir apabila tidak mempunyai smartphone di tangan, aktivitas sehari-hari mereka akan terganggu.

  • Faktor agama

Faktor agama dapat dijadikan dasar utama untuk menentukan penting atau tidaknya suatu barang dalam kategori contoh kebutuhan sekunder. Penting untuk dipahami bahwa kebutuhan umat Islam pada dasarnya berbeda dengan kebutuhan umat Kristen. Orang Kristen juga memiliki kebutuhan yang berbeda dari orang Hindu.

Menurut ajaran Islam, babi dianggap sebagai bahan yang dilarang, tetapi sebenarnya diperbolehkan dalam agama Kristen. Sesaji mungkin tidak dikenal dalam ajaran Islam atau Kristen, tetapi itu penting dan sakral dalam ajaran agama Hindu.

Hal-hal seperti ini secara tidak langsung mempengaruhi sifat kebutuhan sekunder setiap individu atau kelompok karena berbeda. Faktor Kebiasaan dan kebiasaan juga merupakan salah satu faktor permintaan sekunder yang berperan penting dalam perilaku individu konsumen.