Mengenal Perbedaan Saham dan Obligasi

Kamu belum mencoba untuk berinvestasi? Wah, sayang banget! kayaknya berinvestasi itu sudah menjadi pilihan banyak orang untuk mencapai masa depan finansial yang lebih baik. Berinvestasi juga mengajari kita untuk berpikir lebih visioner ke depan, mempersiapkan dengan matang masa tua dari sekarang. 

Atau kamu sedang belajar berinvestasi? pasti kening kamu mulai mengernyit ketika membaca istilah-istilah baru yang sebelumnya tidak pernah kamu dengar. Seperti lot, bid, capital gain, dan lain sebagainya. Sadar finansial akan membawamu untuk belajar investasi lebih dalam. Istilah dalam investasi yang kemudian sering kita dengar adalah saham dan obligasi. Agar literasi investasimu makin oke, coba kita ulas pengertian sekaligus perbedaan saham dan obligasi.

Pengertian

Secara mudahnya, saham adalah bukti kepemilikan modal dalam perusahaan atau emiten di pasar saham. Gambarannya, modal yang kamu miliki, kamu investasikan ke emiten yang menurutmu dapat memberikan bagi hasil yang berpotensi tinggi. Pada jangka waktu yang dihitung dalam tahunan, kamu bisa melihat pergerakan perusahaan yang kamu investasikan itu. Modal yang kamu sertakan itu berhak atas pendapatan perusahaan. Jadi ketika perusahaan mengalami keuntungan, kamu akan mendapatkan bagi hasil yang sesuai. 

Instrumen berikutnya, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan penerbit obligasi. Ada jangka waktu yang ditetapkan, yaitu minimal satu tahun. Pemegang obligasi, sesuai perjanjian waktu, wajib membayar pokok utang beserta biaya bunga yang ditetapkan. Contoh investasi yang termasuk obligasi, yaitu obligasi korporasi, surat utang negara, efek beragun aset, dan lainnya. Baik saham atau obligasi merupakan instrumen yang ada di pasar keuangan.  

Perbedaan dari Saham dan Obligasi

Walaupun keduanya saling menguntungkan, kamu harus mengetahui apa saja perbedaannya agar pemahamanmu tentang saham dan obligasi lebih luas dan dalam. 

Status Kepemilikan

Keduanya berbeda dari segi status kepemilikan. Kamu bisa menjadi bagian pemilik dari perusahaan tersebut jika kamu berinvestasi melalui saham. Kamu berhak atas klaim kepemilikan saham sesuai dengan modal yang kamu investasikan. Instrumen obligasi tidak memberikan hak kepemilikan seperti pada instrumen saham. Investor tidak bisa mengklaim kepemilikan saham.

Keuntungan yang diperoleh

Perbedaan saham dan obligasi juga dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh. Jika kamu berinvestasi di saham, keuntungan yang kamu peroleh berasal dari capital gain yang didapat dari selisih saat kamu menjual saham dari harga jual dengan harga beli. Untuk mendapatkan capital gain yang cuan, kamu perlu melihat harga jual yang tinggi disaat harga beli sedang turun atau jauh dibanding harga jual. Ada istilah dividen, yaitu pembagian hasil keuntungan perusahaan yang bisa kamu dapatkan, dengan syarat-syarat tertentu. 

Keuntungan yang bisa kamu dapatkan dari berinvestasi di obligasi adalah kupon. Nilai kupon lebih tinggi daripada bunga. Pemegang obligasi juga bisa melakukan transaksi penjualan dan pembelian yang dimilikinya di pasar sekunder. Kamu yang berinvestasi di obligasi juga akan mendapatkan keuntungan berupa capital gain. 

Risiko

Kamu akan dihadapkan dengan risiko yang berbeda dari saham dan obligasi. Kamu harus mempertimbangkan dengan matang, jika ingin berinvestasi di saham. Instrumen satu ini memiliki tingkat risiko tinggi. Sebenarnya semakin berani kamu mengambil risiko yang tinggi, semakin tinggi pula hasil yang kamu dapatkan. Harga saham begitu fluktuasi mengikuti sentimen pasar. Jika tidak dalam kondisi yang baik, harga saham akan turun, maka kamu juga harus ikut menjual saham agar kerugian tidak semakin besar. 

Risiko dalam berinvestasi obligasi adalah risiko likuiditas. Pengertian dari likuiditas itu sendiri adalah sesering apa obligasi dapat diperjualbelikan. Risiko yang timbul bisa jadi dikarenakan tidak liquidnya obligasi. Atau hal lain adalah sulit menjual kembali obligasi di pasar sekunder. Ada beberapa risiko lainnya, yaitu maturitas dan default. 

Tenor

Perbedaan berikutnya dapat dilihat dari batas masa berlaku investasi itu sendiri. Selama perusahaan masih berdiri, kamu masih bisa memiliki hak saham. Artinya tidak ada batas waktu yang berlaku di pasar saham. Sedangkan, obligasi sudah ditetapkan dalam surat utang berapa lama tenor yang ditentukan. Jika kamu lebih senang dengan risiko rendah dan jangka waktu  yang lebih singkat, kamu bisa berinvestasi di obligasi. 

Pajak

Perbedaan berikutnya dilihat dari pajak. Pada instrumen saham, jika kamu menerima dividen, itu sudah dipotong pajak. Berbeda dengan obligasi, pengeluaran bunga obligasi di awal sebagai biaya, artinya tidaka ada pajak dalam ketentuan itu. Ini bisa jadi pertimbanganmu untuk memilih investasi di saham atau obligasi.

 

Sudah paham apa saja perbedaan dari saham dan obligasi? Sebaiknya sekarang siapkan modal untuk berinvestasi di instrumen yang sudah kamu tentukan. Jika kamu ingin mendapatkan hasil yang tinggi dengan tantangan risiko yang tinggi, saham sepertinya lebih tepat untukmu. Namun sebaliknya, pilih obligasi jika kamu lebih menginginkan jangka waktu yang lebih singkat.