Reksadana merupakan salah satu jenis investasi yang menjadi pilihan masyarakat, termasuk para millennial. Karena dianggap minim resiko, memberikan keuntungan, mudah untuk dicairkan serta aman karena akan dikelola oleh manajer investasi. Dimana apabila Anda ingin berinvestasi melalui reksadana, modal yang dibutuhkan juga terbilang murah.
Sebenarnya reksadana terbagi menjadi empat kategori, tetapi yang paling diminati adalah reksadana saham dan pasar uang. Selain kedua jenis tadi masih ada juga dua lainnya, yaitu pendapatan tetap serta campuran yang penghasilannya juga tidak kalah.
Namun kali ini kita ada membahas tentang jenis pendapatan tetap, sebagai berikut :
Pengertian dari reksadana jenis pendapatan tetap
Investasi reksadana yang satu ini adalah reksadana yang mayoritas mengalokasikan investasinya ditempatkan di efek utang dan memberikan pendapatan secara tetap. Misalnya seperti obligasi atau surat utang yang tenggat waktunya lebih dari satu tahun. Baik itu diterbitkan oleh korporasi atau pemerintah.
Disebut dengan pendapatan tetap, sebab obligasi atau surat utang tersebut akan memberi keuntungan secara rutin, sontohnya sebulan atau tiga bulan.
Berapa yang bisa diinvestasikan?
Jumlah yang bisa diinvestasikan adalah minimal 80 persen dari aset milik pribadi. Nah, disinilah fungsi dari manajemen hutang dibutuhkan, yakni dengan menginvestasikan atau melakukan perputaran modal.
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
Semisal Anda membeli investasi reksadana sebesar Rp 1.000.000. Maka NAB dari reksadana dan sekuritas yang dipilih adalah sekitar Rp 1.040/ unitnya, dimana itu berarti Anda mempunyai 961,54/ unit dan oleh MI akan diinvestasikan kepada Sukuk Ritel serta tenor selama tiga tahun.
Perusahaan manajer investasi nantinya akan memutar kembali kupon (imbal hasil) atau capital gain yang merupakan selisih dari nilai jual beli bila Sukuk Ritel dijual. Tujuannya supaya hasil atau pendapatan reksadana lebih optimal.
Pendapatannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan deposito
Keuntungan dari sebuah investasi akan berbanding lurus bila dibandingkan tingkat resikonya. Begitu pula dengan pendapatan tetap, dimana imbal hasil (return) sekitar 7 hingga 8 persen per tahunnya. Bahkan dapat mencapai 9 persen.
Tentu angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan reksadana jenis pasar uang antara 4,5 persen sampai 5,5 persen per tahunnya. Juga deposito yang memiliki suku bunga berkisar 3 persen hingga 5 persen. Bahkan diperkirakan oleh HPAM yaitu Reza Fahmi, keuntungan reksadana jenis pendapatan tetap pada tahun 2021 akan di kisaran 8 hingga 10 persen.
Keuntungan Lain dari pendapatan tetap
Selain resikonya yang rendah dan pendapatan yang cukup tinggi, hal lainnya tentang keuntungan yang bisa didapatkan apabila menaruh uang pada reksadana kategori pendapatan tetap, yatitu:
- Modal awal untuk investasi kecil, dapat dimulai Rp 10.000 bila Anda menggunakan pada aplikasi.
- Peluang mendapatkan untung besar akan terus mengalir seiring dengan perkembangan dari NAB reksadana.
- Selanjutnya adalah imbal hasil dari reksadana ini, yaitu bebas pajak.
- Dapat dicairkan sewaktu-waktu.
- Dana akan dikelola oleh MI, secara profesional dan telah mengantongi izin resmi dari OJK.
- Terakhir, pengelolaan reksa dana ini akan selalu diawasi serta diatur oleh OJK.
Risiko dari pendapatan tetap
Walaupun memiliki banyak keuntungan, bukan berarti tidak memiliki resiko. Pada jenis ini tentu tetap ada, namun minim tingkatnya :
- Kemungkinan terjadi risiko penurunan dari nilai unit pada penyertaan sebab dipengaruhi oleh turunnya harga dokumen yang berkaitan dengan hutang.
- Kemungkinan terjadi risiko likuiditas dan berkaitan dengan kesulitan dari MI guna menyediakan uang cash apabila investor memutuskan untuk secara bersamaan menarik dananya.
- Risiko wanprestasi merupakan risiko yang mungkin akan muncul saat perusahaan asuransi tidak segera memberikan uang ganti rugi dan membayar dengan nominal yang lebih rendah, bila dibandingkan dengan nilai pertanggungan ketika terjadi sesuatu yang tidak diprediksi kemudian menjadi penyebab turunnya NAB.
- Dana dari investor tidak dijamin LPS karena tidak termasuk produk perbankan.
Siapa yang bisa berinvestasi pada pendapatan tetap
Sebelum Anda berinvestasi, maka sebagai investor harus mengerti tentang karakteristik dari diri sendiri yang mungkin bisa menentukan jenis investasi reksadana yang sesuai dengan Anda. Hal ini dapat diketahui dengan membaca profil risiko sebagai investor.
Dimana bila sesuai karakternya, reksadana ini mempunyai tingkat pengembalian yang stabil sebab memiliki aset, yaitu obligasi atau surat utang yang memberikan berupa keuntungan dalam bentuk kupon rutin.
Dalam berinvestasi, investor lebih menyukai jenis investasi yang memang aman serta takut bila pokok dari investasi akan berkurang. Kemudian, tipe investor seperti ini juga akan merasa nyaman menggunakan instrumen investasi dengan imbal hasilnya yang tidak besar, namun bergerak secara stabil.
Investor yang memiliki profil risiko moderat atau sedang juga dapat memilih sendiri reksadana ini dan tujuannya adalah investasi dengan tempo jangka menengah. Selain itu, investor ini juga telah mengerti dan akan menerima adanya kemungkinan apabila terjadinya fluktuasi pada nilai reksadananya.