Perekonomian negara Sri Lanka sedang mengalami tekanan hebat dengan krisis energi dan pangan yang semakin parah. Bahkan Perdana Menteri Sri Lanka mengatakan jika ekonomi di negaranya sekarang sudah benar-benar hancur.
“Ekonomi kamu sudah menghadapi keruntuhan total,” ungkap Ranil Wickremesinghe selaku Perdana Menteri Sri Lanka dikutip dari CNN Internasional, Rabu (6/7).
Negara yang terkenal akan produk teh nya tersebut tidak hanya dihadapkan dengan krisis energi dan pangan saja, namun keuangannya juga sangat menipis. Sri Lanka sedang menghadapi krisis keuangan paling buruk selama tujuh dekade terakhir.
Tidak hanya itu saja, ternyata cadangan devisanya pun ikut menurun sampai level terendahnya sehingga negara tersebut kehabisan dolar AS untuk membayar impor berbagai barang penting seperti obat-obatan dan pangan.
Adanya krisis ini ikut memicu gejolak sosial di Sri Lanka. Banyak terjadi bentrok yang dilakukan oleh warga dengan militer dan polisi ketika mengantri membeli bahan bakar.
Lalu, apa yang menjadi penyebab Sri Lanka bangkrut? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Penyebab Bangkrutnya Sri Lanka
-
Hutang pinjaman dan menurunnya devisa
Ternyata beberapa tahun belakangan ini negara Sri Lanka banyak meminjam dana asing. Pinjaman tersebut digunakan untuk berbagai kebutuhan negara, misalnya membiayai bencana yang terjadi, membiayai penyelenggaraan layanan pemerintah dan berbagai pembangunan infrastruktur.
Hutang yang akhirnya menumpuk tersebut menjadikan negara ini akhirnya dihadapkan dengan krisis, Sri Lanka tidak mampu membayar hutangnya sebesar USD 51 miliar atau sekitar Rp 732 triliun.
Dikutip dari CNBC, anjloknya kekuatan ekonomi negara pembuat teh ini mengakibatkan negara menghadapi kesulitan dan bahkan sangat sulit untuk memperoleh suntikan dana asing saat krisis ekonominya.
IMF mengatakan jika devisa Sri Lanka yang tersisa hanyalah bisa bertahan kurang lebih sebulan saja. Sri Lanka mengusahakan berbagai langkah perbaikan dengan mengikuti beberapa syarat pengajuan dana yang akan diberikan oleh IMF.
-
Peraturan keringanan pajak
Sebenarnya pemerintah Sri Lanka juga memberikan berbagai masalah yang terjadi pada krisis ekonomi ini. Contohnya saja yaitu peraturan pemerintah dalam pemotongan pajak untuk masyarakat pada seluruh bentuk pembayaran, alasan kuat inilah yang mulanya dimaksudkan meningkatkan konsumsi.
Apa daya, benar saja tiga bulan sesudah diberlakukannya kebijakan ini, pandemi corona melanda. Pemberlakukan pembatasan kegiatan menghambat konsumsi dan menjadikan hutang publik di Sri Lanka semakin meningkat.
-
Melarang penggunaan pupuk kimia
Pemerintah dari negara penghasil teh ini memberlakukan larangan akan menggunakan pupuk kimia dengan alibi kampanye politik pemerintah guna menghasilkan dan mengkonsumsi pakan yang sehat. Oleh sebab itu, Sri Lanka sangat ketergantungan dengan impor pupuk.
Hal tersebut merupakan titik masalah yang susah diabaikan, Sri Lanka masih mengimpor kebutuhan penting dan menjadikan produksi pertanian negara hancur.
-
Pandemi Covid-19
Melonjaknya kasus Covid-19 di dunia ini menjadikan hampir semua negara merasakan dampaknya seperti krisis ekonomi, termasuk Sri Lanka pun merasakan dampak tersebut. Wlon News melaporkan jika jumlah kemiskinan di negara ini sejak pandemi Covid-19 sangat meningkat.
-
Aksi terorisme
Sebelum adanya pandemi yang melanda dunia ini, sudah terjadi tindakan terorisme di Sri Lanka, tepatnya di hari paskah pada 21 April 2019. Secara menyeluruh di hari itu ada 8 aksi teroris di Sri Lanka. Banyak sekali korban jiwa dari peristiwa ini.
Tanpa disadari ternyata kejadian pada tindakan terorisme ini berdampak ke bidang pariwisata di negara, sebelumnya Sri Lanka memang memperoleh banyak pendapatan devisa dari bidang pariwisata.
Penyebab krisis ekonomi yang sedang dialami Sri Lanka ini menjadikan negara dan masyarakatnya berupaya untuk bisa bertahan dan membuat berbagai strategi demi mengembalikan kembali kondisi ekonomi negaranya ke situasi sebelum krisis ini terjadi.
Dampak dari Negara yang Bangkrut
Ketika sebuah negara bangkrut maka dampaknya pada kegiatan perekonomian yang akan terganggu. Masyarakat pun tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Nilai tukar pun anjlok sampai mungkin tidak berharga lagi.
“Nilai mata uangnya akan sangat rendah dan di waktu yang sama kita melihat negara tersebut tidak dapat melakukan perdagangan ke negara lain,” ungkap Yusuf.
Seperti yang terjadi pada Sri Lanka, pemerintahnya kesusahan untuk membayar berbagai barang impor. Alhasil, dampaknya tentu terasa hingga ke masyarakat yang merembet ketegangan sosial.
Cara Bangun dari Kebangkrutan
Bila sebuah negara bangkrut, maka pemerintahnya harus memperbaiki manajemen makro ekonomi, mulai dari fiskal hingga moneter. Dari sisi fiskal, maka defisit APBN harus ditekan, rasio hutang diturunkan, dan memberikan bantuan sosial demi menjaga masyarakat dari naiknya berbagai kebutuhan.
Lalu, dari sisi moneter sudah jelas jika bank sentral wajib lebih reaktif, wajib melihat apa yang terjadi pada masyarakatnya, jika inflasi sangat tinggi harus cepat direspon dengan menaikan bunga acuan.
Demikianlah, ulasannya tentang Sri Lanka yang mengalami kebangrutan dan penyebab serta dampak yang akan terjadi. Semoga negara penghasil teh ini segera bisa membenahi perekonomiannya agar kembali seperti sedia kala, ya!