Prospek Menarik di Balik Reksadana Dollar Berbasis Obligasi

Pada tahun 2022, beberapa bank sentral di seluruh dunia akan meningkatkan suku bunga utama mereka, untuk mengurangi tingkat inflasi yang tinggi. Selama ini The Fed merupakan bank sentral yang gencar dalam menaikkan suku bunga. The Fed baru-baru ini kembali menaikkan bunga sekitar 75 bps.

Untuk masa depan, pelaku pasar bahkan berasumsi bahwa The Fed akan tetap gencar dan menaikkan bunga setidaknya 50 hingga 75 bps dalam empat pertemuan yang tersisa. Rudiyanto, menilai dengan adanya potensi kenaikan dari suku bunga, reksadana berdenominasi USD bisa menjadi pilihan untuk berinvestasi yang bisa menarik minat.

Menurutnya, ada keuntungan jangka panjang yang bisa diperoleh dari instrumen ini dalam kondisi pasar  saat ini. Namun, menurut dia, dana obligasi berdenominasi USD lebih menarik ketimbang reksa dana berbasis ekuitas. 

Dia mengatakan saham AS  mungkin murah dalam hal penilaian saat ini karena harga yang rendah. Namun, mengingat kemungkinan resesi menghantam ekonomi AS, prospeknya bisa berada di sisi negatif. Lantas, keuntungan apa  yang bisa dipetik investor dengan memilih berinvestasi di obligasi? Ini adalah keuntungannya:

Resikonya relatif rendah

Obligasi mempunyai resiko yang lebih rendah jika dibandingkan instrumen investasi yang lainnya, seperti saham. Dimana pembayaran dari kupon atau nilai pokoknya telah dijamin oleh UU, contohnya pembayaran kupon dan juga nilai pada seri INDON serta FR yang dijamin UU No. 24/ 2002 mengenai SUN.

Selain itu, pembayaran dari imbalan dan nilai pokok dijamin oleh UU No. 19/ 2008 mengenai SBSN yang mana berdasarkan dari peraturan tersebut, jika Anda ingin berinvestasi pada obligasi negara bisa dianggap tidak mempunyai resiko galbay atau gagal bayar karena memang telah dijamin negara.

Profitnya lebih tinggi

Keuntungan lain berinvestasi di obligasi milik pemerintah adalah pengembalian atau returnnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan menginvestasikan uang di deposito berjangka. Umumnya, kupon yang akan ditawarkan oleh penerbitan obligasi tentu lebih tinggi daripada deposito. Sebagai contoh, jika deposito hanya menawarkan tingkat bunga per tahunnya sekitar 5,5%. 

Kupon tersebut salah satu dari seri obligasi yaitu ORI seri 017, dimana menawarkan return mencapai 6,4%. Kemudian, besaran kupon tentunya akan berbeda-beda untuk setiap seri dari obligasi. Investor juga akan “diuntungkan” sebesar Pph diatas kupon 15% atau kurang dari 20% bunga deposito.

Bisa diperdagangkan

Ada beberapa jenis dari SBN, seperti INDON, FR, ORI atau SR (sukuk ritel) bisa diperdagangkan pada market yang disebut dengan pasar sekunder, dimana pasar tersebut merupakan tempat untuk jual-beli SBN yang diterbitkan pada pasar perdana.

Saat melakukan penjualan SBN pada pasar sekunder, para investor memiliki memperoleh keuntungan dan disebut dengan capital gain yang mana bisa didapatkan jika harga dari obligasi yang dimiliki oleh investor nilainya lebih tinggi, bila dibandingkan harga perolehannya saat membeli obligasi.

Keberadaan dari pasar sekunder tersebut, investor bisa mencairkan investasi yang dimilikinya apabila memang memerlukan dana secara darurat atau mendesak. Penjualan obligasi tersebut harus mempertimbangan banyak faktor dan bergerak secara dinamis.

Secara tidak langsung ikut membantu negara

Ketika Anda memutuskan untuk melakukan investasi pada obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, hal tersebut secara tidak langsung telah ikut berpartisipasi membantu negara dalam hal pembangunan. Sebagaimana yang diketahui bersama, jika pemerintah memang menerbitkan obligasi dan digunakan sebagai sumber untuk membiayai APBN.

Karena jumlah anggaran belanja yang melebihi pendapatan negara menjadikan pemerintah harus menghadapi defisit. Oleh sebab itu, supaya dapat menutupi hal tersebut, pihak pemerintah menerbitkan SBN atau obligasi yang bisa diperjualbelikan para investor.

Kemudian, dari dana APBN tersebut nantinya dipergunakan oleh pemerintah dalam berbagai kebutuhan, dari mulai pembangunan untuk infrastruktur sampai dengan digunakan untuk menangani serta memulihkan perekonomian yang sempat terdampak oleh covid.

Diversifikasi portofolio

Obligasi bisa menjadi alat pilihan bagi investor untuk mendiversifikasi portofolio investasinya dalam upaya memaksimalkan potensi pengembalian serta mengelola risiko. Bila Anda menginvestasikan uang di beberapa jenis investasi, investor bisa mengurangi risiko menderita kerugian pada salah satunya. 

Oleh sebab itu, investor harus mengalokasikan dananya ke banyak instrumen. Prinsip paling penting yang harus dipegang oleh seorang investor, yaitu janganlah menyimpan telur (dana) pada tempat (instrumen) yang sama. 

Ada baiknya menempatkan telur-telur tersebut pada keranjang yang berbeda, guna menghindari resiko gagal menetas. Dengan Anda menempatkan dana-dana tersebut pada obligasi juga menjadi salah satu strategi diversifikasi yang banyak digunakan oleh para investor luar negeri.

Diversifikasi tidaklah hanya bisa dilakukan pada instrumen berbeda, tetapi juga di instrumen yang sama dengan kurs yang berbeda, contohnya diversifikasi untuk investasi obligasi dengan seri INDON dan berdenominasi pada dolar AS.