Maraknya perdagangan saham yang saat ini cukup diminati oleh masyarakat, membuat beberapa perusahaan melakukan aksi stock split. Aksi ini dinilai menguntungkan bagi berbagai pihak, baik bagi pemegang saham maupun bagi emiten. Sebenarnya, apa yang dimaksud stock split itu?
Stock split merupakan aksi perusahaan atau emiten memecah beberapa nominal sahamnya menjadi lebih kecil nominalnya. Salah satu contoh korporasi yang melakukan aksi ini adalah PT Unilever Indonesia, Tbk. Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih rinci tentang stock split ini, sebaiknya pahami penjelasan berikut ini.
Definisi Stock Split yang Perlu Anda Ketahui
Seperti pada penjelasan sebelumnya, stock split merupakan aksi yang dilakukan emiten perusahaan untuk memecah harga saham dengan tujuan supaya harga saham memiliki nominal yang rendah. Dalam hal ini, pemecahan yang dimaksud memecah nilai saham menjadi beberapa lembar saham atau lot.
Jadi, aksi stock split ini untuk menjual beberapa lembar saham supaya harga saham tidak mengalami penurunan. Contoh pemahaman tentang stock split adalah jika Anda memiliki uang Rp100.000,00, maka uang tersebut harus dipecah menjadi 10 lembar uang Rp10.000,00. Pada dasarnya, nilai saham dengan stock split sama dengan tanpa stock split. Hanya saja yang berbeda adalah jangkauan investornya berbeda.
Mengenal Kebalikan dari Stock Split, yaitu Stock Reserve
Ternyata, selain ada stock split, di dunia pasar saham ada istilah stock reserve. Jika stock split adalah pemecahan saham, maka sebaliknya stock reserve merupakan pemampatan saham. Adapun tujuan aksi stock reserve adalah sebagai berikut.
- Untuk memulihkan reputasi emiten saham di mata investor. Pastinya, dengan melakukan stock split, harga saham akan turun. Penurunan harga saham ini membuat investor besar tidak tertarik lagi untuk membeli saham itu. Untuk mengatasinya, emiten saham melakukan stock reserve.
- Untuk menyelematkan emiten saham supaya bisa tetap masuk pasar saham atau bursa efek setelah dilakukannya aksi stock split.
- Salah satu aksi stock reserve adalah untuk mengurangi jumlah pemilik saham. Pastinya, semakin sedikit pemilik saham yang memegang saham tersebut, maka jumlah dividen akan semakin tinggi. Selain itu, jumlah pemilik saham yang sedikit dapat berpengaruh terhadap penentuan kebijakan perusahaan.
- Pastinya, tujuan utama stock reserve setalah melakukan aksi stock split adalah menarik kembali investor besar. Tentunya, aksi ini dilakukan setelah saham benar-benar dinyatakan likuid.
Keuntungan Aksi Stock Split Bagi Pemilik Saham Maupun Emiten
Bukan rahasia lagi, aksi stock split ini dinilai menguntungkan berbagai pihak, baik emiten maupun investor saham. Pada umumnya, penerapan stock split ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar yang memiliki fundamental yang bagus. Artinya, harga saham yang diperjualbelikan tidak mudah mengalami perubahan.
Adapun keuntungan aksi stock split adalah sebagai berikut.
1. Nilai Saham Menjadi Lebih Likuid
Aksi stock split ini berdampak positif bagi nilai saham, di mana nilai saham menjadi lebih likuid. Alhasil dengan nilai saham yang likuid, saham menjadi sering diperdagangkan di pasar saham. Automatis akan sering dilirik oleh investor dari berbagai kalangan.
Perlu diingat, semakin banyak saham yang beredar dan diperdagangkan di pasar saham, maka likuiditas nilai saham akan semakin meningkat. Nah, likuid dan tidaknya nilai saham ini berpengaruh bagi trader. Selain itu, nilai saham yang lebih likuid semakin mudah diperjualbelikan.
2. Menarik Investor Kecil untuk Melakukan Investasi
Pastinya, harga saham yang mahal kurang diminati oleh investor kecil. Itu karena risiko yang akan diderita investor kecil jika sewaktu-waktu harga saham turun. Namun, akan berbeda jika saham dipecah menjadi beberapa lembar atau lot.
Inilah salah satu keuntungan yang dapat menarik investor kecil, karena dengan adanya saham per lembar, investor kecil dapat melakukan investasi sesuai dengan budget yang dimilikinya. Selain itu, aksi stock split ini juga mengurangi risiko kerugian yang mungkin akan diderita investor saham kecil dan pemula.
3. Mengurangi Risiko Kerugian Bagi Investor Kecil yang Ingin Melakukan Investasi Saham
Pastinya, dengan membeli saham dengan harga terjangkau, risiko kerugian yang diderita oleh investor kecil juga akan kecil. Tidak heran jika aksi stock split ini banyak ditunggu oleh para investor kecil dan pemula.
Contohnya: Saham A yang awalnya dijual Rp10.000,00 per lembar jika emiten melakukan stock split 1 : 4, maka harga per lembar Saham A menjadi Rp2.500,00. Tentu saja, investor akan memilih membeli Saham A seharga Rp2.500,00 per lembar dengan estimasi kemungkinan risiko kerugian yang akan dialami kecil.
Selain itu, jika investor akan melakukan pengambilan modal atau cut loss, maka risiko kerugian yang dialami pun kecil. Itu karena investor membeli saham per lembar dengan harga terjangkau.
Tersebut adalah pemahaman aksi stock split yang dilakukan oleh emiten saham untuk mendapatkan keuntungan. Bisa dibilang, aksi stock split ini menguntungkan berbagai pihak baik dari emiten, investor kecil, trader maupun investor besar.Tentunya, setiap kebijakan baik aksi stock split maupun stock reserve memiliki tujuannya masing-masing. Namun, yang terpenting adalah aksi tersebut tetap menguntungkan supaya investasi saham mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya dalam jangka panjang.