Tips Membangun Bisnis Keluarga Supaya Akur Terus

Faktanya tidak seluruh orang mau menjalankan sebuah bisnisnya sendirian. Sebagian dari masyarakat suka menjalankan bisnis dengan keluarga mereka sendiri sebab tugas serta tanggung jawab bisa dibagi rata. Akan tetapi, resiko menjalankan bisnis dengan keluarga tentu akan lebih besar dibandingkan menjalankan bisnis secara mandiri.

Dimana pembagian tugasnya harus jelas, seperti juga soal keuntungan, bila tidka berjalan dengan baik, bisa saja menimbulkan perselisihan. Lalu, bagaimana agar bisa yang dijalankan bersama keluarga dapat berjalan lancar? Untuk Anda yang penasaran silahkan simak beberapa tips berikut ini.

1.       Membicarakan Bisnis Bersama-sama

Upaya pertama yang harus dilakukan yakni mendiskusikan urusan bisnis tersebut bersama-sama. Dimulai dari jenis bisnis, konsep, total modal, sampai jumlah yang perlu direkrut supaya bisnis dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

Proses diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan dua arah. Dimana masing-masing memberi pendapat, itu berarti yang berbicara bukan hanya satu orang saja. Beri kesempatan untuk partner bisnis Anda mengungkapkan pendapatnya, jangan jadi pribadi yang hanya ingin didengarkan saja dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Apabila di awal sudah baik, besar kemungkinan perjalanan bisnis Anda juga akan lancar.

2.       Membuat Syarat serta Ketentuan Bersama

Terkait syarat serta ketentuan yang dimaksud tentu lebih ke proses bisnis tersebut berjalan. Contohnya, bila bisnis akan bekerja sama oleh e-wallet atau bank, maka berapa batasan pembayarannya. Tidak hanya itu saja, berapa minimum pembayaran untuk memperoleh ongkos pengiriman bila bisnisnya berbasis online.

Terlihat sederhana, namun menentukan ketentuan dan syarat ini cukup menyita waktu dan pikiran. Disarankan untuk mendiskusikannya secara baik. Tidak perlu ragu dalam mengoreksi pendapat partner bisnis bila menurut Anda ada yang kurang tepat. Hal itu berlaku sebaliknya. Anda tidak boleh kecil hati bila pendapat Anda dikoreksi atau disanggah.

3.       Bagaimana Sistem Pembagian Hasilnya

Selanjutnya yang juga tidak kalah penting yakni sistem pembagian keuntungan atau hasil. Apakah nantinya akan dibagi secara merata atau berdasarkan pemilik modal paling besar yang memperoleh keuntungan paling banyak.

Apalagi uang sifatnya sangat sensitif, sebaiknya diskusikan ini dengan sangat berhati-hati supaya menyakiti antara dua pihak. Cari solusi paling netral, jangan sampai pembagian hasil ini terkesan tidak adil sebab hal tersebut dapat menimbulkan perselisihan.

Apabila telah mencapai kesepakatan, buatlah catatan sebagai tanda bukti. Bila salah satu melakukan kecurangan, sudah ada bukti yang dapat digunakan untuk memperjelas semuanya.

4.       Perjanjian Bisnis

Di mulai dari sistem bagi hasil, soal kepemilikan saham, sampai batasan dalam membangun bisnis sebaiknya ditulis dalam bentuk perjanjian. Lebih jelasnya terdapat surat perjanjian supaya pihak yang memiliki peran dalam bisnis tidak seenaknya menjalankan roda bisnis.

Upaya tersebut bukan tidak mempercayai keluarga, namun menjalankan bisnis oleh keluarga lah yang kerap menimbulkan banyak masalah. Baik itu disebabkan oleh salah satunya melakukan korupsi, bersikap egois dan masih banyak lagi.

Bila sewaktu-waktu usaha tersebut bermasalah, maka perjanjian bisnis inilah yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada.

5.       Tugas dan Kewenangan Masing-Masing

Tugas serta hak dalam berbisnis juga harus berbeda dari setiap pihak. Hal ini bertujuan tidak lain adalah agar bisa saling melengkapi dan roda bisnis dapat berjalan lancar. Sebaiknya berilah tugas serta wewenang sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak. Misalnya, Anda pandai dalam menyusun strategi atau rencana bisnis, maka Anda cocok mengambil posisi manajemen sementara partner Anda pandai berbicara, itu berarti sangat pas bila dijadikan sebagai marketing produk bisnis yang dimiliki.

Walau tugas serta kewenangannya berbeda, namun dalam hal mengelola bisnis akan tetap dilakukan dengan bersama-sama, dan saling bahu-membahu untuk memajukan bisnis tersebut.

6.       Membahas Bisnis dengan Baik

Jika berada di kondisi penurunan angka penjualan atau kompetitor semakin banyak. APapun permasalah yang ditemukan, sebaiknya langsung di bahas bersama partner Anda. Kemudian, carilah jalan keluarnya secara bersama-sama.

Anda tidak bisa mengambil keputusannya secara sepihak sebab bisnis tersebut tidak sepenuhnya milik Anda. Sekalipun Anda merupakan pemilik saham terbesar di dalam bisnis yang dijalankan.

Seperti itu juga bila timbul kesalahpahaman di dalam bisnis, langsung didiskusikan dan diselesaikan supaya situasi tersebut tidak mempengaruhi pergerakan bisnis hari ini dan seterusnya. Tak ada kata ragu demi kebaikan bisnis yang dijalankan bersama keluarga.

7.       Jangan Memutuskan Secara Sepihak

Anda dan partner bisnis tidak ada yang bisa mengambil keputusan sepihak tanpa sepengetahuan partner bisnis Anda. Hal tersebut pastinya bisa menimbulkan masalah baru, sebab kesannya seolah tidak menghargai pihak satunya.

Setidaknya dengan mendiskusikannya, Anda mengetahui bagaimana pandangan atau pendapat partner terhadap permasalahan yang ada. Dia pun berhak mengoreksi keputusan yang Anda buat sebelum akhirnya sepakat dengan satu keputusan terbaik